A. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan perkembangannya paradigma penyuluhan kehutanan bergeser dari sekedar alih teknologi dan informasi kepada proses pemberdayaan masyarakat ke arah kemandirian. Hal tersebut dapat dijelaskan dalam UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, yang menyatakan bahwa penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Berdasarkan KEPMENHUT Nomor : 272/kpts.II/2003 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan dan Angka Kreditnya, Widyawisata merupakan metoda bagi penyuluh kehutanan berupa kegiatan perjalanan bersama untuk belajar dengan melihat suatu penerapan teknologi dalam keadaan yang sesungguhnya, dengan prinsip belajar dan melihat.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud :
Maksud dari kegiatan ini adalah Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Penyuluh Kehutanan Kabupaten Sintang dalam menerapkan teknologi aplikatif bidang Kehutanan.
2. Tujuan :
Tujuan dari kegiatan Widyawisata ini adalah :
a. Mengembangkan persatuan Penyuluh dalam rangka memotifasi kinerja penyuluh.
b. Membekali pemahaman bagi Penyuluh tentang penerapan teknologi kehutanan.
c. Melihat dan belajar tentang Inokulasi gaharu.
d. Melihat dan belajar penangkaran lebah madu alam.
C. WAKTU DAN LOKASI PELAKSANAAN
Widyawisata akan dilaksanakan selama 2 hari dari tanggal 7 - 8 Maret 2012
Lokasi sasaran pelaksanaan Widyawisata dilakukan pada KUP Karunia Jaya Mandiri Farm di Dusun Sengorit Desa Maringin Jaya Kecamatan Parindu Kabupaten Sanggau. yang bergerak di bidang usaha Budidaya dan Inokulasi Gaharu, Usaha lebah Madu Lokal.
D. PERSONIL
Peserta kegiatan widyawisata diikuti oleh Penyuluh Kehutanan se Kabupaten Sintang, dengan jumlah 15 Orang peserta, terdiri dari :
DAFTAR PESERTA WIDYAWISATA KE SANGGAU |
|
|
|
|
|
|
|
N0 | NAMA PENYULUH/NIP | INSTANSI INDUK | WILAYAH KERJA PENYULUH |
|
1 |
| 2 | 3 | 4 |
|
1. |
| SUWARDI, S.Hut | BP4KKP | Kec. Sintang |
|
|
| NIP. 19610714 199103 1 006 | Sintang |
|
|
2. |
| SULAIMAN ROSYID | BP4KKP | Kec. Tempunak |
|
|
| NIP. 19600124 198603 1 006 | Sintang |
|
|
3. |
| SUGENG | BP4KKP | Kec. Ketungau |
|
|
| NIP. 19620804 198603 1 024 | Sintang | Hilir |
|
4. |
| BUDI CAHYONO | BP4KKP | Kec. Ketungau |
|
|
| NIP. 19611213 198603 1 013 | Sintang | Tengah |
|
5. |
| SUKIRNO | BP4KKP | Kec. Sepauk |
|
|
| NIP. 19600316 198603 1 015 | Sintang |
|
|
6. |
| CANDRA IRAWAN, S.Hut | BP4KKP | Kec. Kayan |
|
|
| NIP. 19730605 200604 1 004 | Sintang | Hilir |
|
7. |
| INDRA KURNIATI, S.Hut | BP4KKP | Kec. Kelam |
|
|
| NIP. 19770326 200604 2 013 | Sintang | Permai |
|
8. |
| JUMILAH, S.Hut | BP4KKP | Kec. Dedai |
|
|
| NIP. 19771012 200804 2 003 | Sintang |
|
|
9. |
| VINCENCIA SEPTAVIANI ISSERA | BP4KKP | Kec. Binjai Hulu |
|
|
| SULISTYA PUTRI, S.Hut | Sintang |
|
|
|
| NIP. 19790924 200804 2 002 |
|
|
|
10. |
| RAMUNDUS DAVID | BP4KKP | Kec. Kayan Hulu |
|
|
| NIP. 19820107 200604 1 008 | Sintang |
|
|
11. |
| HILDA YUDIYONO,S.Hut | BP4KKP | Kec. Ketungau |
|
|
| NIP. 19800502 200903 1 008 | Sintang | Hulu |
|
12. |
| SYAFARMAN, S.Hut | BP4KKP | Kec. Sei. Tebelian |
|
|
| NIP. 19801220 200903 1 007 | Sintang |
|
|
13. |
| ABANG JONI, S.Hut | BP4KKP | Kec. Serawai |
|
|
| NIP. 19750603 201001 1 008 | Sintang |
|
|
14. |
| ABANG MAYOR, S.Hut | BP4KKP | Kec. Kayan Hulu |
|
|
| NIP. 19790113201101 1 002 | Sintang |
|
|
15. |
| RESTITUTA HARPINA, S.Hut | BP4KKP | Kec. Ketungau |
|
|
| NIP. 19820506 201101 2 003 | Sintang | Hulu |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
H. HASIL KEGIATAN |
|
|
|
|
|
a. Gaharu
Mahalnya
harga jual getah dan pohon gaharu saat ini membuat banyak petani mulai tertarik
untuk mengembangkan dan membudidayakan pohon gaharu. Selain memiliki harga
ekonomis yang tinggi, pohon gaharu juga dapat tumbuh di kawasan hutan tropis.
Pengembangan pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal orang. Hanya
orang-orang tertentu saja yang sudah mengembangkan dan menanam pohon ini.
Padahal, keuntungan dari bisnis pohon gaharu dapat mengubah tingkat
kesejahteraan warga hanya dalam waktu beberapa tahun.
a.1. Teknik
Inokulan Pada Gaharu
Gaharu
dihasilkan tanaman sebagai respon dari masuknya mikroba yang
masuk ke dalam jaringan yang terluka. Luka pada tanaman berkayu dapat
disebabkan secara alami karena adanya cabang dahan yang patah atau terlukanya
bagian batang, maka sesuai pengamatan proses tersebut dapat direkayasa dengan
teknis pengeboran.
Langkag-langkah
rekayasa pada tanaman penghasil gaharu yaitu :
1.
Persiapan
Pengadaan
perlengkapan lapangan berupa bor listrik.
Pengadaan
inokulan yang cukup, inokulan yang digunakan adalah inokulan padat.
Penetapan
jenis dan penomoran pohon, pohon yang dapat di inokulasi telah berdiameter
minimal 30 cm.
Alkohol
70%.
Alat
injeksi.
2.
Pelaksanaan
Bersihkan
bidang permukaan batang yang akan d bor.
Tandai
bidang batang agar memudahkan pengeboran.
Inokulan
yang digunakan adalah inokulan padat, maka inokulanya di belender terlebih
dahulu, agar dapat di masukkan ke dalam alat injeksi.
Bersihkan
alat dan tangan yang akan digunakan dengan alkohol 70%.
Lakukan
pengeboran pada bidang batang yang telah ditandai terlebih dahulu.
Masukkan
inokulan padat setiap lubang.
3.
Perawatan
Pohon
yang telah di inokulasi sebaiknya terus d jaga dan di pelihara, agar tidak
terinveksi penyakit.
Pohon
yang telah di inokulasi dipantau setiap 3 bulan sekali apakah inokulannya
berhasil atau tidak, selama 2 tahun.
Setelah
2 tahun dan inokulasi berhasil, pohon siap di panen.
a.2.
Teknik Pemanenan Gaharu
.
Masuknya mikroba ke dalam jaringan tanaman dianggap sebagai benda asing
sehingga sel tanaman akan menghasilkan suatu senyawa fitoaleksin
yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyakit atau patogen. Senyawa fitoaleksin
tersebut dapat berupa resin berwarna coklat dan beraroma harum, serta menumpuk
pada pembuluh xilem
dan floem untuk
mencegah meluasnya luka ke jaringan lain. Namun, apabila mikroba yang
menginfeksi tanaman dapat mengalahkan sistem pertahanan tanaman maka gaharu
tidak terbentuk dan bagian tanaman yang luka dapat membusuk.
Pemanenan
gaharu pada teknik inokulasi dapat dilaksanakan dalam 2 (dua) cara :
1.
Panen
Berkala
Pemanenan
dilakukan terhadap bagian lubang bor yang terinfeksi local dan panen dilakukan
dengan cara mengerik bagian yang berwarna merah/coklat/hitam dan bila dibakar
berbau harum. Bentuk produksi akan berupa bubuk.
2.
Panen
Total
Pemanenan total
dilaksanakan dengan melakukan penebangan dan penggalian akar, Ciri-ciri bagian
tanaman yang telah menghasilkan gaharu adalah kulit batang menjadi
lunak, tajuk tanaman menguning dan
rontok, serta terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan pada batang dan
cabang tanaman dan apabila batang dibakar berbau wangi. Dalam satuan batang
akan diperoleh ragam kualitas produk.
b. Lebah
Madu Alam
Kebijakan
pemerintah tidak akan berjalan dengan baik tanpa peran serta masyarakat, dimana
pelaku utama pengembangan usaha perlebahan sebagian besar adalah
petani/peternak kecil yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan dengan
kondisi sosial ekonomi rakyat rata-rata masih rendah. Perlebahan merupakan
kegiatan agribisnis akrab lingkungan yang dikenal sangat bermanfaat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pedesaan.
Pada umumnya para peternak lebah melakukan usaha
perlebahan masih sendiri-sendiri, belum berkelompok, tidak ada ikatan
kelembagaan antar petani, budidaya dan teknologi yang digunakan masih
tradisional, permodalan terbatas, sehingga mereka kesulitan untuk memasarkan
produksinya karena tidak sesuai dengan permintaan pasar.
Kegiatan perlebahan di dusun sengoret desa maringin jaya
kecamatan perindu Kabupaten sanggau, merupakan budidaya lebah lokal (Apis Cerana), berawal dari masih
seringnya masyarakat membuka ladang berpindah dengan membakar lahan, sehingga koloni
lebah akan berpindah tempat, tetapi setelah beberapa bulan, koloni lebah
tersebut akan kembali ke pohon semula.
Lebah lokal menproduksi madu. Madu yang dihasilkan oleh
lebah lokal ini hanya dimanfaatkan untuk konsumsi sendiri oleh masyarakat
setempat. Dengan adanya peluang bisnis dan pemberdayaan masyarakat di wilayah
hutan dan di sekitar hutan, makanya penyuluh kehutanan berinisiatif untuk
membudidayakan lebah lokal tersebut.
Kegiatan penyuluhan dalam rangka pengembangan
kelembagaan usaha perlebahan dilaksanakan terus menerus agar koloni lebah tidak
terganggu dan produksi madu yang dihasilkan tidak hanya dikonsumsi sendiri
tetapi dapat di jual sehingga menambah ekonomi dari petani lebah.
|
Teruslah berkarya agar lebih maju dari sebelomnya
BalasHapusinsallah...akan terus belajar
Hapus